Rajamosa mengadakan sebuah syukuran kecil-kecilan. Disanalah awal pertemuan antara Pangjaya dan si gadis darah biru, Cantini. Mungkin pada saat itu belum ada yang namanya cinta tapi disanalah benih cinta ditebarkan. Kenalan, ngobrol, tukeran nomor telepon dan alamat e-mail meskipun malu-malu tapi itulah yang terjadi.
Komunikasi diantara kedua insan berjalan terus. Setiap hari yang dilewati, membuat mereka lebih mengenal dan mengagumi pasanganannya. Salah satu bukti yaitu sepucuk surat yang terselip di sebuah buku milik Pangjaya. Isinya:
Cantini dirimu begitu cantik dan mempesona. Tidak hanya secara fisik, tapi secara keseluruhan. Keramahanmu dan senyum manismu membuat diriku ingin mengenal dirimu lebih jauh lagi. Dan jika dirimu tahu, jantungku berdebar kencang ketika dirimu melakukan berbagai aktifitas. Seperti membatik atau menenun dari bulu unggas, memasak makanan dengan citarasa istimewa, mengekspresikan jiwa seni dalam melukis dan bernyanyi. Hal yang membuatku tak bisa berhenti memikirkanmu ketika dirimu mengajar, mendidik anak-anak.
Cinta, cinta memang sulit untuk dimengerti.
Dalam perjalanan cinta mereka, terjadi berbagai hal baik suka maupun duka. Sebuah kejadian yang mungkin umum terjadi, tapi inilah yang mengubah semua cerita cinta mereka. Pangjaya terkena demam berdarah dan mengharuskan melakukan pengambilan darah untuk mengetahui kondisi tubuhnya. Memang tidak sampai perlu infus darah tapi informasi yang disampaikan dokterlah yang sangat mengejutkan yaitu golongan darah Pangjaya, AB negatif. Sebuah darah yang sangat jarang dan sangatlah aneh ini bisa terjadi karena kedua orang tuanya bergolongan darah O.
Setelah sembuh, Pangjaya bertanya apa yang terjadi dengan dirinya. Dan bagaimana itu semua bisa terjadi. Ayah Pangjaya akhirnya membuka rahasia ini. Pangjaya bukanlah anak kandungnya, melainkan anak dari sahabat karibnya yang telah meninggal dalam penelitian ketika Pangjaya masih kecil. Diceritakannya bahwa kedua orang tua Pangjaya adalah peneliti yang melakukan penelitian terhadap DNA manusia. Penelitian yang juga pernah dilakukan oleh Joe Hin Tjio (Indonesia), dan Albert Levan (Swedia) pada tahun 1955 yang berhasil mengungkapkan kebenaran bahwa manusia memiliki 23 pasang kromosom keturunan. Dan ini ada sebuah buku yang menggambarkan apa yang dikerjakan ayahmu "Genom" karangan Matt Ridley penerbit gramedia, 2005.
Tunggu sebentar, saya (ayah Pangjaya) cari sebuah surat dulu. Ini surat yang dititipkan orang tuamu dan dikatakannya untuk diberikan ketika dirimu ingin mengetahui siapa dirimu sebenarnya. Berikut adalah penggalan dari isi surat ayah kandung Pangjaya:
Pangjaya, dirimu adalah anak ke-3 dan satu-satunya anak kami yang dapat bertahan hidup yang mana kakak pertama dan keduamu meninggal ketika dilahirkan. Dan ketika dirimu lahir, pada saat yang bersamaan ibumu meninggal. Itulah sebuah kenyataan yang harus saya dan dirimu hadapi. Oleh sebab itu saya berjanji untuk anak-anak di dunia sehingga saya harus kembali ke dalam laboratorium untuk memecahkan rahasia DNA ini.
Dirimu terlahir tidaklah sempurna tapi saya percaya dalam ketidak sempurnaan ini dirimu dapat memberikan yang terbaik untuk bumi dan manusia. Dalam dirimu ada perbedaan dengan orang lain secara umum adalah kromosom 6, 9, 11, 15, 16 dan 21. Kromosom 6 dengan kecerdasan IQ 180, kromosom 9 dengan golongan darah AB negatif. Kromosom 11 dengan kepribadian sederhana dan pengabdi. Kromosom 15 dengan semar sindrom. Kromosom 16 dengan memori unsur waktu dan ruang. Kromosom 21 dengan struktur organ jantung di kanan dan hati di kiri. Jadi dirimu adalah manusia langka yang mana merupakan satu per 22 juta kemungkinan. Hal sedih yang harus sampaikan bahwa dengan kondisi yang ada, dirimu dilarang untuk beristri, dan pekerjaan yang cocok adalah sebagai penasehat atau dosen ilmu pengetahuan.
Perasaan sakit yang dirasakan Pangjaya ketika membaca surat tersebut. Tapi itulah kenyataan dan manusia tidak dapat menghindar. Meskipun tak tahu bagaimana, ia harus memberitahu Cantini akan kabar buruk ini. Akhirnya Pangjaya mengajaknya bertemu di belakang bukit yang mana dari sana bisa melihat keindahan desa Jayanusa, kawasan Bintang bermuda dan bintang yang berkelap kelip di langit malam.
Bertemu di balik bukit dengan hari yang telah ditentukan (tanggal 7 bulan 7 penanggalan lunar). Pangjaya menceritakan semuanya kepada Cantini. Apa daya cinta mereka sangatlah dalam tapi pada kenyataan mereka tidak boleh ada namanya hubungan cinta. Untuk sebab itu di bawah sinar bintang Alshain, Altair, Tarazed dari rasi Aquila dan bintang Vega (rasi Lyra); mereka berjanji hanya ketemu muka ketika di hari yang telah ditentukan oleh langit. Bagiamanakah kelanjutnya? itu masih sebuah misteri karena hanya merekalah yang tahu.
Catatan: Bintang Altair (rasi Aquila), bintang Vega (rasi Lyra) dan bintang Deneb (rasi Cygnus) diberi julukan "The Summer Triangle" dan rasi Cygnus sendiri disebut bintang Salib Utara.
ini hanaylah sebuah cerita fiksi. Jadi mohon maaf jika ada kesamaan nama atau tempat.
Enjoy, peace and love from Sukra.
Referensi gambar: Ridpath, Ian "Star and Planets", A Dorling Kindersley Book, London, 2002
Related Posts by Categories
Fiksi
BERLANGGANAN VIA E-MAIL
Senin, 24 Agustus 2009
Cinta Terlarang
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
Komentar :
Posting Komentar