Berharap Ada Pabrik Komputer di Sekolah
PULUHAN siswa kelas 2 SMKN 2 Yogyakarta terlihat sibuk. Mereka terbagi dalam beberapa kelompok, satu kelompok ada tiga orang. Masing-masing kelompok memegang seperangkat peralatan seperti solder, obeng kecil, dan lainnya. Mereka serius mengutak-atik sebuah kotak di depannya.
Bukan sembarang kotak yang sedang mereka pegang namun laptop setengah jadi. Setengah jadi? Memang, mereka sedang merakit laptop dari perusahaan komputer NEC. Komputer jinjing setengah jadi, monitor sudah terpasang, diselesaikan pengerjaannya di SMK yang berada di kawasan Jetis tersebut.
’’Nggak ada sulitnya kok, kami sudah terbiasa merakit komputer biasa jadi tidak ada masalah. Malah merakit laptop jauh lebih mudah karena lebih simpel,’’ tutur Listiyanto, siswa kelas 2 Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan.
Dia satu kelompok dengan Muhammad Firdaus, Ana Yuliani, dan Khuswatun mampu menyelesaikan perakitan laptop hanya dalam waktu 30 menit.
Kadang-kadang bisa satu jam kalau ada masalah namun hal itu sangat jarang terjadi. Tangan-tangan terampil mereka sepertinya memiliki mata yang dengan mudah merangkai materi-materi laptop.
Bergelut dengan komputer bagi mereka merupakan makanan sehari-hari. Maklum, sejak kelas 1, sesuai dengan jurusannya, siswa sudah berkenalan dengan komputer.
Bukan hanya hardware tapi juga software. Merakit komputer dan laptop bagi mereka bukan pekerjaan sulit. Malah, mereka punya angan-angan tidak sekadar merakit namun membuat sebagian materi komputer.
Peminat Banyak
’’Perakitan laptop merupakan program kerja sama sekolah dengan perusahaan komputer NEC. Itu wujud link and match sekolah dengan dunia industri,’’ ujar Ketua Bussines Center Manufacture (BCM) SMK Negeri 2 Yogyakarta, M Kharis, kemarin.
Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan sebenarnya baru dibuka tiga tahun lalu. Dia tidak menduga kalau kemudian peminatnya sangat banyak. Kini, jurusan itu jadi favorit dan menjadi tujuan utama siswa lulusan SMP yang ingin melanjutkan ke sana.
Sekretaris BCM, Mardiana menambahkan, sekolah berharap kelak akan memiliki unit usaha sendiri atau bahkan pabrik perakitan komputer dan lainnya. Selama ini siswa sudah sering menerima order dari luar selain perakitan laptop juga komputer biasa.
’’Kami membuka diri kalau ada pribadi, lembaga atau perusahaan ingin memesan komputer bisa saja langsung datang ke sini. Harapan kami memang kelak ada semacam pabrik di sekolah untuk tempat belajar siswa sekaligus unit usaha sekolah,’’ paparnya.
Cita-cita tersebut memperoleh dukungan penuh dari Listiyanto dan teman-temannya. Mereka dapat langsung bekerja di dunia industri atau usaha sendiri dan mandiri. Bagi dia, untuk berusaha sendiri tak ada masalah hanya soal modal yang jadi ganjalan.
’’Kalau untuk usaha sendiri seperti membuka reparasi komputer, perakitan, membuat jaringan dan program, kami mampu dan percaya diri (PD). Tapi masalahnya cuma di modal,’’ imbuh Ana yang mahir merakit dan membuat program. (70) [Oleh Agung PW :
Komentar :
Posting Komentar