Seorang kakek yang sudah lansia merasa bahwa dia bisa hidup selamanya. Beliau tidak merokok,beliau tidak pernah meminum minuman alkohol,dan beliau sudah terbiasa hidup sehat sehari-harinya.”Mungkin hanya kecelakaan lalu lintas yang dapat mengambil nyawaku”,begitulah kira-kira yang terpikir dalam benaknya.. Masuk akal,karena rumahnya terletak di pinggir jalan raya padat. Untuk berjaga-jaga dari kecelakaan lalu lintas,beliau membuat sebuah tembok beton tinggi di sekeliling rumahnya.. Dan sebagai satu-satunya akses dengan dunia luar,beliau membuat sebuah gang kecil dan panjang yang hanya bisa di lewati 1 orang saja.Gang sepanjang 20 meter tersebut langsung berhubungan dengan jalan raya di depan rumahnya. “Akhirnya,selesai juga.. kini aku aman dari kecelakaan lalu lintas!,mobil mana yang bisa menabrak rumahku ini..??”,Dengan nada sangat bangga,beliau memandangi tembok megah yang menjulang di sekeliling rumahnya. Tidak kurang cerdik,kakek tersebut mengaji seorang pembantu untuk berbelanja ke pasar dan mengurus keperluan lainnya yang berhubungan dengan dunia luar.. dengan begitu,seandainya terjadi kecelakaan,bukan dia yang kena.. melainkan sang pembantu tersebut. Hari-hari di lewati beliau dengan tiada sedikit pun kekhawatiran akan maut yang setiap saat dapat menjemputnya.”Tuhan,aku tahu engkaulah yang berkuasa atas segalanya,namun maafkanlah aku Tuhan.. aku berbuat seperti ini,karena aku ingin hidup selamanya”,Doa sang kakek. Setiap pagi,sang kakek selalu berolahraga di sekitar halaman rumahnya.Setiap siang dia menyempatkan diri untuk tidur siang sejenak sambil pembantunya membersihkan rumah.Sore harinya,beliau duduk santai sambil minum teh di kursi goyang depan teras rumahnya sambil memandangi jalan raya dari celah gang kecil yang di buatnya.Begitulah kegiatan beliau setiap harinya. Hari berganti hari,sang kakek semakin yakin bahwa dia dalam keadaan hidup yang paling nyaman.. dan celakanya,beliau sudah mulai berpikir bahwa dia bisa melewati kuasa Tuhan atas umur hidupnya.Dia kini aman dari segala sesuatu yang dapat mengambil nyawanya.Tembok beton megah yang di buatnya telah dirasa mampu melindunginya. Suatu hari,seperti biasanya sang kakek melewati sore hari dengan minum teh sambil bersantai di kursi goyangnya.Menonton aktivitas orang lain dari celah gang kecil.Begitu sejuknya udara sore itu membuat beliau semakin terhanyut dalam lagu yang mengalun dari radio antiknya.namun,tiba-tiba suara radio tersebut di kalahkan oleh suara bising sebuah kendaraan yang terdengar di ujung gang kecil.. dilanjutkan oleh suara klakson panjang dari kendaraan itu. “Tiinnnnnnn… Tiiiiinnnnnnnnnnnnnn… Tiiiiiinnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn…”, Begitulah yang terdengar,namun sang kakek tak dapat melihat apapun karena terhalang tembok.Dan kemudian terdengar suara rem yang memekakkan telinga disusul oleh bunyi hantaman dahsyat antara sebuah bus besar dengan sebuah container tepat di depan gang kecil rumah kakek. Melihat itu,tanpa ada sedikit pun perasaan akan celaka,sang kakek masih duduk santai di kursi goyangnya.”Akh,bodo amat!!,yang penting saya aman disini!”,beliau berkata dalam hati tanpa melepaskan pandangannya ke kecelakaan yang terjadi di depan rumahnya tersebut. Tiba-tiba,terlihat sebuah benda berada di ujung gang kecil rumahnya dan mengelinding dengan cepatnya menuju ke arah beliau.. tanpa sempat menghindar,benda tersebut akhirnya menghantam sang kakek dengan kerasnya!. “Prang..!!!”,terdengar suara cangkir teh yang sedang di minum oleh kakek terjatuh ke tanah.Sesaat kemudian,keadaan kembali sunyi dan yang terdengar hanyalah alunan kecil dari musik radio. Di jalan raya,polisi dan ambulans sudah berdatangan untuk membantu para korban kecelakaan.Untungnya semua selamat,hanya ada beberapa yang terluka kecil.tidak ada korban jiwa dari kecelakaan tersebut.. Setidaknya sampai seorang polisi berteriak,”Hei!!!mana ban belakang container ini?”. Dan terdengarlah sebuah jawaban dari seorang warga.. “Tadi saya lihat ban nya mengelinding ke gang kecil tersebut pak!”,warga itu menunjuk gang rumah sang kakek.Mendengar hal itu,beberapa polisi bergegas menyusuri gang kecil tersebut.Dan apa yang mereka temukan..?? Sang kakek,sudah terbujur kaku di kursi goyangnya dengan sebuah ban besar di pangkuannya. “Tidak ada yang abadi di dunia ini.. Ada pertemuan maka akan ada perpisahan.genggamlah kuat kuat sebongkah pasir di tanganmu,maka tidak akan ada pasir yang tersisa di tanganmu.. namun lapangkanlah tanganmu,maka akan ada yang tersisa untukmu.”
BERLANGGANAN VIA E-MAIL
Jumat, 21 Agustus 2009
Tak Ada Yang Abadi di Dunia Ini
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
Komentar :
Posting Komentar